Era digital dewasa ini sudah sukses menihilkan jarak. Pertukaran informasi sangatlah cepat. Meski makin banyak orang yang punya skill bahasa asing, namun kebutuhan akan jasa penerjemah masih belum padam. Mulai dari publikasi jurnal internasional. Pameran skala internasional. Konferensi tingat tinggi. Sampai studi online. Agar sukses di profesi ini, Anda butuh teknik-teknik penerjemahan khusus.
Kenapa begitu? Karena era sekarang semua orang dengan mudah menerjemahkan berbagai bahasa asing. Namun mutunya sangat rendah karena pakai tools. Sementara penerjemahan spesial seperti dokumen legalitas butuh skill lebih baik. Teknik penerjemahan hadir sebagai rel penerjemahan yang bermutu baik. Penerjemahan merupakan cara transfer pesan dari satu bahasa ke bahasa lain yang terdiri dari bermacam hal. Seperti kalimat, klausa, frasa, maupun kata. Proses penerjemahan bisa dilakukan kata per kata. Tak terkecuali juga kalimat per kalimat. Frasa per frasa. Bahkan klausa per klausa.
Ingin jadi ahli alih bahasa yang terampil? Maka Anda mesti kuasai teknik penerjemahan yang pas. Ada tujuh teknik yang biasa para penerjemah gunakan. Menguasai semuanya bikin Anda jadi seorang penerjemah ahli yang banyak orang cari. Namun jika sulit, kuasai setengahnya pun sudah memadai. Berikut rincian tekniknya di bawah ini:
Apa sih teknik peminjaman itu? Yaitu teknik pengalihbahasaan langsung dari sebuah teks. Caranya dengan ambil satu kata dari bahasa sumber lalu tempatkan ke teks berbahasa sasaran dengan sedikit atau malahan tanpa perubahan kata sama sekali. Teknik ini punya dua bentuk. Yaitu teknik peminjaman murni. Dan teknik peminjaman naturalisasi.
Contoh dari teknik peminjaman murni adalah kata blender yang merujuk pada alat penghalus makanan di dapur. Sementara teknik peminjaman naturalisasi contoh katanya adalah nama bulan Desember. Oh, kalau begitu bukankah ini sama saja dengan tidak menerjemahkan? Tidak juga. Sebab munculnya teknik ini juga dari adanya perbedaan terminologi antara dua bahasa yang harus diselesaikan.
Kita ambil contoh kata blender di atas. Kalau mau Anda terjemahkan, maka kurang lebih jadinya “alat penghalus bahan makanan”. Lalu apa tiap ketemu kata blender harus selalu diterjemahkan ke bentuk frasa kepanjangan begitu? Tentu tidak akan efektif, bukan? Maka biasanya ahli alih bahasa menempatkan kata ni secara utuh ke teks bahasa sasaran. Seringnya teknik ini digunakan pada jurnal ilmiah yang mau dipublikasikan ke internasional.
Karena kata pinjaman ini masih termasuk bahasa asing, maka penulisannya harus menggunakan italic. Teknik ini sering orang katakan bukan termasuk teknik penerjemahan. Sebab hanya seperti copy paste satu kata saja tanpa mengartikannya sama sekali.
Nama lainnya calcue technic. Cara penerapannya tidak jauh beda dengan teknik borrowing sebelumnya. Perbedaan yang paling kentara ada di jumlah katanya. Teknik kalke mengurus pengadopsian dua kata dari bahasa sumber.
Contohnya kata directoral general yang mengalami penyerapan lalu berubah menjadi direktorat jenderal. Kedua frasa ini hampir sama dari segi pelafalan. Bagi para ahli, teknik kalke ini merupakan bentuk pengalihbahasaan yang paling sederhana. Sebab cuma menyerap kata maupun frasa semata. Secara makna sama persis. Hanya pelafalan saja yang beda.
Orang luar negeri biasa menyebut teknik satu ini dengan literal translation. Teknik merupakan teknik sederhana ketiga selain borrowing dan calcue. Peralatan online terjemahan umum, seperti Google Translate, menggunakan teknik penerjemahan ini. Teknik ini menerjemahkan teks secara kata per kata. Tidak memperhatikan konteks sebuah kalimat sama sekali.
Pada beberapa kalimat, teknik ini masih berguna. Namun masalah muncul saat terbentur pada idiom. Atau problem lain seperti perumpamaan dalam kalimat. Ibarat kerupuk, teknik ini melempem total. Inilah sebabnya hasil alih bahasa dari alat penerjemahan itu biasanya kacau-balau. Alih-alih sesuai konteks. Malahan seringkali lari dari maksud sebenarnya dari satu kalimat. Bahkan sampai gagasan pada paragraf saja menjadi tidak jelas.
Pernah dengar ungkapan “killing two bird with one stone”? Biasanya ungkapan ini muncul di novel atau film berbahasa Inggris. Nah, teknik penerjemahan harfiah bisa digunakan untuk mengalihbahasakan ungkapan ini. Karena meski pengartiannya kata per kata, namun maksudnya tidak berubah. Sebab arti dari ungkapan ini tidak terpengaruh pada makna khusus kata per katanya.
Teknik satu ini jadi teknik penerjemahan yang paling rumit. Kenapa? Karena terkait erat dengan budaya dalam bahasa itu sendiri. Ketidaklaziman struktur antara bahasa sumber dan bahasa sasaran itulah sumber persoalannya. Seperti peletakan kata kerja di depan yang tidak lazim dalam bahasa sasaran.
Berdasarkan para ahli, perubahan gramatikal ini terbagi menjadi empat, yakni:
Pergeseran yang paling sering adalah frasa menjadi kata. Kata jadi frasa. Frasa jadi kalimat. Kalimat jadi wacana. Penguasaan teknik ini berkaitan erat dengan jam terbang. Makin tinggi jam terbang seorang ahli alih bahasa, maka akan makin luwes menerapkan teknik transposisi ini.
Modulasi termasuk jenis penerjemahan yang membingungkan. Sebab proses pengalihbahasaan terikat erat pada perspektif. Selain itu ada pengaruh juga dari sudut pandang. Dan terakhir kognitif. Tak ada tools penerjemah yang dapat memakai teknik ini. Sebab butuh penalaran kreatif yang hanya dipunyai pengalihbahasa manusia. itu pun yang berpengalaman.
Adakah contoh yang jelas? Tentu! Contohnya frasa “nobody doesn’t like it”. Artinya, semua orang menyukainya. Padahal jika diartikan per kata, artinya justru sebaliknya. Tidak semua orang menyukainya. Dari sini jelas terlihat perubahan kognitif dari kalimat tersebut.
Yaitu sebuah teknik menerjemahkan dengan penjelasan detil yang implisit dari bahasa sumber. Biasanya berbentuk parafrase, catatan kaki, dan lain-lain. Jadi satu kata dalam bahasa sumber akan jadi satu frasa terdiri dari 3 sampai 4 kata atau lebih dalam bahasa sasaran
Contoh sederhananya adalah kata “Indonesians” dalam bahasa Inggris. Jika dialihbahasakan ke bahasa Indonesia maka jadinya bisa “orang-orang yang berasal dari negara Indonesia”. Kata Indonesian sendiri dapat berarti Orang-orang Indonesia. Pada hukum gramatikal bahasa Inggris, huruf “-s” di akhir kata menandakan kejamakan. Perbedaan inilah yang membikin penerjemah mesti ekstra teliti saat menjalankan pekerjaannya.
Dari namanya bisa kita simpulkan bahwa teknik ini mengadaptasikan kalimat pada bahasa sumber ke bahasa sasaran. Jadi bukan sekadar mengartikan kata per kata saja. Namun mendekatkan maksud kalimat pada pengguna bahasa sasaran. Baik pembaca maupun pendengar. Sehingga sebuah kalimat dari bahasa sumber dapat dipahami lebih baik lagi.
Contoh dari teknik adaptasi ini adalah “as white as snow” yang arti terjemahannya adalah seputih kapas. Atau frasa lain seprti “my leg felt like a stone” yang diterjemahkan menjadi ” Kakiku seperti terpaku”. Bagimana? Tentu artinya jadi lebih akrab, bukan? Daripada mengartikannya secara harfiah menjadi “Kakiku terasa seperti batu”.
Menerjemahkan bukanlah hal yang mudah. Perlu recheck berkali-kali agar hasil terjemahan tidak melenceng dari konteks. Utamanya jika yang Anda alih bahasakan termasuk teks penting. Biar terhindar dari kesalahan, maka seorang ahli alih bahasa mesti punya beberapa skill dasar berikut:
Mengalihbahasakan teks ataupun lisan dari satu bahasa ke bahasa lain jadi tantangan tersendiri. Tingkat kesulitan makin tinggi sebab tidak semua kalimat bisa diartikan secara harfiah. Sehingga jadi wajar kalau seorang ahli alih bahasa mestilah piawai memakai beraneka macam teknik penerjemahan.
Bukan cuma untuk mengalihbahasakan bahan tertulis saja. Penerjemahan lisan seperti interpreter maupun tour guide juga wajib bisa semua teknik di atas. Bahkan lebih krusial. Sebab kedua profesi tersebut kegiatan penerjemahannya secara real time. Sedikit error, pemahaman pendengar bisa melenceng dari maksud penerjemah.
Penguasaan kosakata dan gramatikal jadi hal yang wajib bagi semua profesi penerjemah. Tanpa kecuali! Wisatawan mancanegara bakal kesulitan untuk paham pesan jika tour guide-nya tidak memiliki kosakata yang luas. Panitia pameran bertaraf intenasional dapat kehilangan muka jika sampai menggunakan tim interpreter yang tingkat gramatikal berbahasanya masih cacat.
Itu jika profesinya adalah penerjemah lisan. Bagi ahli alih bahasa yang spesialis dokumen tertulis, kesalahan tata bahasa dan kosakata bisa fatal. Jika itu jurnal ilmiah, bukan tidak mungkin pemilik jurnal alih-alih dapat pujian malah menuai cemoohan dari komunitas intelektual internasional. Akan lebih fatal lagi jika kesalahan penerjemahan terjadi pada dokumen legalitas. Maka pengetahuan terkait vocabulary dan grammar jadi hal yang super penting bagi semua penerjemah.
Pahami kalimat terlebih dulu sebelum mulai menerjemahkan. Jangan asal! Tidak semua tulisan bisa diterjemahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan harfiah. Salah-salah malah hasil terjemahannya jadi membingungkan. Pahami bagaimana sintaksis dari tiap kalimat. Ketahui juga sisi semantiknya. Dan terakhir tetap perhatikan sudut pandang budaya baik dari bahasa sumber maupun bahasa sasaran.
Salah satu contohnya adalah kata “smart cookies”. Terjemahan harfiahnya kurang lebih “kue pintar”. Padahal terjemahan sebenarnya “orang yang tidak mudah panik dalam segala situasi”. Lucu? Tentu saja kelihatan begitu saat Anda tahu makna aslinya.
bahasaglobal.com
Idiom ini memang tidak bisa dipahami. Jika menggunakan metode umum tentu saja. Pada dasarnya Anda perlu memperkaya pengetahuan pada bahasa asing yang Anda ingin spesialisasikan. Lalu melakukan pekerjaan alih bahasa pada bahasa tersebut beberapa kali. Sampai mahir. Pada akhirnya nanti intuisi Anda akan cukup terlatih meng-handle penerjemahan sesuai konteks.
Struktur bahasa yang benar adalah kunci keberhasilan proses translation setelah teknik penerjemahan. Tujuannya adalah agar hasil terjemahan tidak hanya easy to read dan easy to listen. Namun juga easy to understand.
Baca ulang tiap kali selesai menerjemahkan. Jika merasa hasil alih bahasa ada yang kurang pas, Anda bisa menandainya. Lalu berlanjut ke reparasi terjemahan hingga terasa pas. Tools penerjemahan seperti Grammarly bisa bantu untuk lakukan pengecekan pada hasil terjemahan. Hanya menandai. Sebab koreksi tetap tanggung jawab penerjemah.
Bukan untuk jadi andalan. Namun hanya sekadar mempercepat kerja saja. Setelah translation tools selesai bekerja, Anda tinggal melakukan pengecekan ulang. Bisa menggunakan grammarly atau manual. Pastinya akan banyak ketemu kesalahan penafsiran dan penerjemahan. Di sinilah Anda mulai bekerja sebagai ahli alih bahasa profesional yang berpengalaman.
Banyak alat penerjemahan secara online yang bagus tersedia di luaran sana. Microsoft Translator, Google Translate, Yandex Translate, dan lain-lain. Pilih tools yang memang Anda butuhkan dan pas buat Anda.
Tak perlu malu sering-sering buka kamus saat melakukan penerjemahan. Bahkan seorang penerjemah profesional saja juga tidak jarang melakukannya. Bisa mengambil kamus offline maupun online. Agar kualitas terjemahan tetap akurat.
Banyak bertebaran kamus online di dunia maya. Baik dalam bentuk aplikasi ponsel pintar. Maupun berbentuk aplikasi di dalam website. Meski ringkas, namun ternyata kamus online masih kalah sedikit dengan kamus offline. Banyak ahli bahasa terlibat dalam pembuatan kamus offline. Selain itu banyak sinonim dari tiap-tiap kata. Berdasarkan konteks kalimat. Jadi Anda bisa menerjemahkan secara lebih akurat.
Penerjemah terhebat sekalipun tidak bisa lepas sama sekali dengan typo saat proses penerjemahan. Walaupun menguasai berbagai teknik penerjemahan. Ataupun punya jam terbang tinggi. Tetap dapat melakukan kesalahan tersembunyi dalam hasil pengalihbahasaannya. Oleh karena itu, penting adanya tim proof reader dan editor. Tim ini punya tugas khusus dalam mengoreksi berbagai kesalahan apapun dari pekerjaan translator.
Proof reader dan editor dapat mengambil posisi pembaca. Dengan begitu dapat menemukan kesalahan penulisan, gramatikal ataupun penerjemahan. Lalu bisa serta-merta langsung melakukan koreksi atasnya. Sehingga hasil terjemahan bisa sesuai dengan konteks. Terutama yang menggunakan pilihan kosa kata update kekinian sesuai perkembangan zaman.
Translator senior punya jam terbang lebih tinggi jika dibandingkan Anda. Jadi amat disarankan untuk minta bantuan mereka melakukan review pada hasil terjemahan Anda. Tak perlu malu untuk meminta. Sebab bukan cuma Anda dapat menemukan kesalahan penting dan mengoreksinya. Review dari senior di bidang apapun biasanya juga transfer ilmu. Utamanya agar Anda bisa lebih natural dalam menjaga netralitas seorang ahli alih bahasa.
Feedback dari para senior ini dapat jadi solusi terbaik dalam menaikkan skill penerjemahan Anda. Dengan begitu hasil pengalihbahasaan Anda jadi makin baik dari waktu ke waktu. Pada akhrnya karir Anda sebagai penerjemah bisa makin bersinar.
Kenapa harus banget review berkali-kali? Tentu saja untuk meminimalisir kesalahan yang tersembunyi. Janganlah merasa bosan! Sebab hal ini justru dapat semakin menaikkan skill penerjemahan Anda. Serta membaikkan penggunaan teknik penerjemahan. Hingga pada akhirnya insting penerjemah Anda lebih terasah untuk menghadapi pekerjaan translasi lain kedepannya.
Double check, triple check, quadruple check. Lakukan semuanya hingga hasil terjemahan benar-benar membawa pesan yang sama dengan versi bahasa sumbernya. Pastikan semua hal terkait tata bahasa dan konteks tidaklah berantakan. Dengan pengecekan berulang secara ketat, percayalah hasil akhirnya akan jauh lebih memuaskan..
Dan ini adalah poin yang sangat penting. Naikkan skill berbahasa asing Anda! Tingginya skill bahasa asing dapat membikin Anda makin piawai dalam mengalihbahasakan berbagai dokumen ke bahasa lain. Tak terkecuali juga dalam menerjemahkannya secara lisan. Waktu penerjemahan dan akurasi sangat terkait erat dengan skill ini. Makin tinggi tentu akan makin baik.
Jangan lupa untuk terus mengupdate akselerasi skill bahasa Asing dengan berbagai cara. Seperti sering-sering membaca buku atau artikel bahasa asing. Mendengarkan berita dalam bahasa asing. Membaca novel berbagai asing. Ataupun sering-sering berkomunikasi dengan pengguna bahasa yang sedang Anda fokuskan peningkatan skillnya.
Ada banyak cara atau teknik untuk menerjemahkan artikel, jurnal, buku, dokumen atau tulisan apapun ke dalam bahasa asing sasaran dari bahasa sumber. Setiap teknik memiliki cara, kelebihan, dan kelemahan yang berbeda-beda. Sehingga tidak bisa diterapkan untuk semua jenis tulisan.
Setidaknya ada 7 teknik penerjemahan yang sering digunakan translator untuk melakukan proses penerjemahan. Selain memahami teknik-teknik tersebut, translator juga harus bisa memahami tips menjadi penerjemah profesional untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Back We are looking for a competent and experienced Account Executive to find business opportunities…
Back Hi everyone, #bahasaglobal is a fast growing young company providing event organizing, interpretation, translation,…
Back Bahasa Global is a well-established language and communications services provider in Jakarta, Indonesia. Specializing…
Pertamina Digital Community (MITA) held the "Pertamina Digital Expo" in Jakarta on November 1-2, 2023.…
At Bahasa Global, we take pride in delivering exceptional interpretation services across Indonesia. Our recent…
The Climate Festival (Festival Iklim) is an annual event organized by the Directorate General of…